(bukan) sok kritis!



Itu tulisan di spanduk yg aku liat di GSP UGM diawal2 musim registrasi maba/miba program UM bbrp bln yg lalu. Spanduk itu dipasang pas registrasi mahasiswa baru UGM yg masuk melalui jalur UM. Coba temen2 cermati, apa sebenarnya maksud tulisan itu. Kalo menurutku sih, tulisan itu mengindikasikan sesuatu, bahwa kuliah di UGM, yg notabene adalah universitas dgn status negeri, adalah MAHAL. Duit yg pegang kendali. (Salut buat temen2 yg memasang spanduk itu). Orang miskin dilarang sekolah!! = Orang miskin dilarang pintar secara formal!! Jadi, kalo kupikir2 bener jg tindakan temenku yg pernah nerima beasiswa dari sebuah departemen pemerintahan. Dia dpt beasiswa sktr 15 juta rupiah karena keaktifannya di organisasi, tapi sampai sekarang pun dia masih takut make’ tu duit karena dia menganggap koq sepertinya alokasi dana pendidikan itu tidak tepat. Sementara masih lebih banyak orang yg lebih membutuhkan uang itu, dia bisa menerima itu uang dgn hanya memasukkan beberapa lembar aplikasi.

Lain lagi dgn hal yg kudengar dari temenku. Dia blg bahwa suatu hari ada temennya yg dapat project untuk mengetes IQ anak-anak yg akan masuk TK, tlg dicatat TK. Ngapain coba?? Trus emangnya kalo tu anak IQnya ga cukup mau dilarang masuk sekolah?? Orang bodoh dilarang sekolah!! = Orang bodoh dilarang pintar secara formal!! Padahal sepemahamanku, karena kita masih bodohlah makanya kita sekolah (biar pintar). Kalopun ada orang yg lahir dgn keadaan langsung pintar dan bisa memanfaatkannya dgn baik dan benar, itu adalah bonus ekstra dari Tuhan.
Mengingat Indonesia msh lebih sering menggunakan segala sesuatu yg sifatnya formal (ijazah, sertifikat, stempel, dll), jd bs dibayangkan gimana keadaan orang2 yg ga bisa dapat pendidikan formal.

Tulisan ini bukan sok kritis (karena kalo mau dikritisi jg banyak banget kesalahan dari segi penulisan dan tata bahasa;), cuma pengen mengeluarkan uneg2 dlm hati dan pikiran aja.

0 comments: