Jalan-jalan, ke Taman Buaya

Hello..
Kali ini aku mau sharing tentang beberapa tempat yang sempet aku datangi pas balik ke Medan. Meskipun sebenarnya kota ini kampung halaman, tapi aku pulang ke medan paling setahun sekali -berhubung sekarang ini masih tinggal di Jogja. Eh, tapi kayaknya sharingnya aku bagi dalam postingan terpisah aja ya, takut kepanjangan soalnya kalau digabung jadi satu, oks?:)

Mari kita mulai..


Ini, Taman Buaya Asam Kumbang, Medan.
Ya, ini buaya beneran, bukan ‘buaya darat’, hehehe…. Aku selalu suka wisata ini, meskipun setiap kali mulai melangkah masuk melewati gerbangnya selalu merinding dan bawaanya paranoid. Gimana enggak?, suara dengusan dan suara gerakan tiba-tiba yang sering ‘dikeluarkan’ buaya-buaya ini sering bikin kaget!, sumpah! Jadi, kalau ada suara pasti spontan langsung nyari sumber suara, takut-takut kalau…, hiii….

Lokasi Taman Buaya ada di jalan PDAM Tirtanadi, dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari kota Medan. Di tepi jalan utama ada gapura bergambar buaya. Lokasi Taman Buaya terletak sekitar 300 meter dari tepi jalan utama.



Ini tempat penangkaran buaya yang terkenal di Medan. Koleksi buayanya buanyak buanget, ratusan bahkan mungkin ribuan! Kisaran usia buaya mulai dari yang masih telur sampe ada yang udah 38 tahun, ya, 38 tahun, jauh lebih tua dari aku:)



Biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa ‘menikmati’ wisata ini bisa dibilang enggak mahal, murah banget malah. Waktu itu aku cuma ngeluarin Rp. 15.000, dengan rincian Rp 5.000 untuk karcis masuk, Rp. 2.000 untuk parkir sepeda motor, dan Rp. 8.000 untuk sebotol Pul*y Orange (nah loh!, malah mahalan jajannya kan?!).

Buaya-buaya ini ditempatkan di bak-bak terbuka yang temboknya dibuat agak tinggi, sekitar 2 meter. Dalam 1 bak biasanya diisi 10-20 ekor buaya, tapi untuk buaya yang udah berumur, 1 bak cuma diisi dia sendiri, mungkin karena ga muat (karena ukurannya yang guuede buanget) dan takut berantem kali ya.



Selain ditempatkan di bak-bak, ada juga ratusan buaya yang ditempatkan di sebuah rawa/danau yang luas, yang permukaannya udah dipenuhi lumut (sumpah!, berasa kayak ada di tayangan animal planet episode crocodile). Enggak kebayang deh kalau sampe nyemplung ke situ, beeuuhh!!, astaghfirullah..


Atraksi paling seru adalah waktu buaya-buaya yang di rawa itu dikasih makan, itu rawa yang tadinya tenang, tiba-tiba jadi banyak suara “koclak koclok”nya. Itu buaya-buaya yang tadinya adem ayem, nongol semua!! Lompat sana-sini, berebut makanan!, sangar! Kebetulan pas aku ke sana waktu itu pas jam makan buaya. Buat teman-teman yang penasaran sama ‘atraksi’ ini, kalian bisa datang sekitar jam 4-5 sore karena ini jam makan mereka. Seru!!



So, kalau kalian lagi ada di Medan, jangan kelewatan tempat wisata yang satu ini ya, wajib didatangi, sekalian ‘nunjukin’ kalau kita juga peduli dengan aset yang satu ini.
:)

this is it!, spaghetti a la butet

Holla, udah pada makan belum? Kali ini aku mau share tentang cara masak salah satu masakan yang cara masaknya gampang banget, asal bahan-bahannya udah disiapin, hehe..
Masak spaghetti yuk.. Satu porsi makanan ini kalau buatku cukup mengenyangkan. Markicuz, mari kita capcuz!

Bahan dasar:
• Spaghetti mentah, bisa dibeli di supermarket.

Bahan saus (1 porsi) :
• ½ bawang bombay, iris bulat
• 1 ½ sdm margarine
• 2-3 sdm saus tomat
• Saus cabe (sesuai selera, kalau suka pedas bisa dibanyakin)
• Merica bubuk, secukupnya
• 2 sdm penuh corned sapi. Corned sapi bisa diganti dengan tuna kaleng kalau kalian mau nyoba spaghetti tuna.
• Air 50 ml

Cara merebus spaghetti :
1. Rebus spaghetti dengan air yang sudah dikasih margarine (2 sdm) dan garam 1 sdt. Banyaknya spaghetti yang direbus sesuai selera aja.
2. Rebus sampai matang. Tiriskan, siram dengan air dingin, air es lebih baik.
(Ket.: sdm = sendok makan, sdt = sendok teh)

Cara memasaknya:
1. Panaskan margarine, tumis bawang bombay hingga layu dan harum.
2. Masukkan corned. Aduk terus, jangan sampai corned menggumpal.
3. Kalau udah agak coklat, masukkan saus tomat, saus cabe dan merica bubuk. Aduk rata.
4. Masukkan air. Aduk, tunggu ± 3 menit. Selesai. Dirasain dulu.
5. Tuang saus yang udah matang tadi di atas spaghetti. Taburi keju parut di atasnya.
6. Kasih garnish daun peterseli.

Dannn......, taarrrrraaaaa.... this is it, spaghetti a la butet 



Yang di gambar ini minus garnish peterseli.

Well teman-teman, selamat mencoba ya..

boyband, girlband, lagi berserakan!!

Wahh, banyak boyband & girlband baru ni bertebaran di Indonesia, sampe bingung ngingetnya, hehe..

Sebenarnya boyband & girlband itu bukan barang baru sih di Indonesia. Dulu ada Trio Libels, ME, Coboy, Cool Colours. Kalau cewek, mungkin Bening bisa masuk kategori kali ya? Tapi itu yang daku sebutin tadi tu boyband & girlband era kuda makan besi sih.. *yahh, ketauan deh umur ku . Yang sekarang ini, mak…, bingung nginget mana orangnya mana lagunya, buanyyakk buanget soalnya. Kebanyakan cuma tau namanya tapi ga inget lagunya, nah lho!! Sm*sh, Dragon Boy, Max 5, XO-IX (bingung bacanya?, awalnya daku juga gitu. Apa ini bacanya?, exotic?, bukan, hmm.. Tapi usut punya usut ternyata itu dibaca ex-o-nine. Konon mereka yang bakal buka konsernya West Life bulan Oktober ini), dan teman-temannya yang lain. Girlband-nya ada 7Icons, Cherrybelle, dan teman-temannya. Kalau inget, sebelum 7Icons ngeheitss dan berjaya, dulu ada yang namanya G-String -yang ‘entah kenapa’ ga lama kemudian namanya berubah jadi String aja (haha.., retoris sekali pertanyaan saya ini ). Cuma ga tau juga kenapa si “honey-bunny-sweety” itu sekarang udah ngilang tanpa jejak, mungkin pak Tarno kalap dan mengprok-prok mereka dan sekarang jadi apa ya??. Padahal mereka sempat mengklaim diri sebagai Pussy Cat Dolls-nya Indonesia.




Aku sih seneng-seneng aja dengan kehadiran mereka-mereka, kan eike cuma penikmat musik. Musik yang didengerin jadi tambah rame aja. Tapi pengennya sih boyband & girlband itu serius donk dalam berkarya, kan udah punya tampang keren, cantik, gayanya juga ok, kenapa ga sekalian latihan vokalnya yang beneran juga? Masa’ ga malu kalau nyanyi cuma mangap-mangap sambil megang mikrofon doank?, padahal kalau naik panggung pasti keroyokan (iya kan?, kalau ga salah minimal yang naik tu 3 orang, malah ada yang sampe 11 orang segala lho..).

Kalau yang luar-luar negeri sih aku ga tau banyak, tapi penah dengar kalau boyband & girlband Korea itu memang benar-benar digembleng. Konon juga ada istilah dan posisi 'istimewa' untuk yang paling muda, yang paling berpengaruh, yang paling ‘disegani’ di tiap boyband/girlband Korea itu. Tentang boyband/girlband Barat, mungkin perlu dicontoh konsistensinya. Banyak boyband/girlband yang (meskipun) mereka udah ga boys/girls lagi tapi tetap berkarya . Btw, jadi wondering, itu Michael udah bisa nge-rock belum ya?, kalau udah harus ganti nama tuh, jangan Michael Learns To Rock lagi, hehe... #abaikan!

Buat boyband/girlband haters (hehe.., istilahnya mak..), udah jangan anti-anti amat ama mereka, mereka juga berkarya kok, cuma mungkin seleranya aja yang beda *sok bijak mode:on.

Udah ah, I’m out!

_kembali sebentar ke kota ini (lagi)

Medan.
Akhirnya kota ini lagi. Kurang lebih satu bulan ni udah di sini. Tujuan utamanya sih mau penelitian untuk tugas akhir yang udah ke’penjing’ entah berapa lama *malu… Tapi dari semua proses yang direncanakan, baru 1/3 yang jalan *halahh halahh…. Pinggirkan dulu ya soal penelitian yang masih ke’penjing’ itu, stres awak mikirkannya, mending certain tentang Medan nya aja.

Kota ini, masih ‘seru’, sama kayak (kurang lebih) 10 tahun yang lalu waktu aku tinggalin. Bedanya, aku yang harus adaptasi lagi pas nyampe sini, adaptasi semuanya lagi. Adaptasi dengan suhu, masyarakat, dan perasaan sendiri. Iya, bener-bener perasaan sendiri, di mana teman-teman yang biasanya lari-larian denganku di lapangan sekarang udah lari-larian ngejar anak-anaknya yang ga mau disuruh mandi *nasib!! Gue kapan?? <
Lalu lintas?, jangan ditanya, di sini kita semua yang berlalu lintas kayak koboi, cuma ga pake pistol sama lasso aja :D Lampu lalu lintas, kalau merah = ‘berani’, kuning = siap-siap ngebut, hijau = jalan, bingung kan?, sama, aku juga bingung. Angkot?, rame banget dengan berbagai warna. Kelakuannya?, ga jauh-jauh beda lah sama kelakuan angkot di kota lain. Di mana penumpang bilang “stop pak”, di situlah dia bakal sekonyong-konyong koder berhenti 
Kalau lagi di Medan, keringat tu ga berhenti, panas soalnya meskipun hampir setiap hari juga hujan (terpaksa deh mandi minimal dua kali sehari, padahal kalau pas di Jogja kadang-kadang sehari cuma mandi sekali *upppss, haha…:D).

Tapi cemana pun, awak ini orang Medan dan awak bangga. Awak lahir di sini, besar di sini, sampe umur 18 masih di sini, bahkan kalau mudik lebaran pun masih ke sini.

Yang punya waktu buat ke Medan, maenkan. Rugi aja kayaknya kalau belum pernah nyobain wisata kuliner Medan yang ampun-ampunan enaknya. Aku sering sampe bingung ngatur makannya karena saking kepengennya makan semua. Jadi, program utama setelah balik dari sini nanti (selain membereskan tugas akhir yang ke’penjing’ itu) adalah mengecilkan ukuran badan kembali, hehe..

Satu lagi ni yang mungkin teman-teman luar kota belum ngerasain, wisata belanja ‘monja’. Apa itu?, wisata belanja pakaian luar second hand kualitas terjamin. Eh, jangan berkerut dulu tu dahi, cobain dulu ‘sensasinya’. Sering kalap lho kalau lagi belanja model yang satu ini, haha..

Oke lah, ini aja dulu, lain waktu kita cerita yang lain lagi. Do’a kan diriku ya biar tugas akhir yang ke’penjing’ itu cepat selesai, biar diriku juga cepat bisa lari-larian ngejar anak-anak ku yang ga mau disuruh mandi *eeaaa, curcol again:P.

Udah ah, I’m out!

"romansa"

Mereka berdua -sepasang kekasih- sedang berbicara tentang banyak hal yang terjadi di hari mereka saat itu. Sang perempuan bersuara di antara beberapa detik keheningan yang tercipta..

Perempuan: "Honey, will you marry me someday?"

Laki-laki: "Enggak!"

(Suasana hening kembali beberapa detik. Tak lama kemudian laki-laki itu melanjutkan omongannya).

Laki-laki: "Enggak. Aku akan menikahimu. 'Suatu hari' itu
terlalu lama honey, itu terlalu lama".

(Perempuan itu tersenyum)